Total Tayangan

Jumat, 23 Maret 2012

Mineral Primer Sekunder

MINERAL PRIMER
Mineral primer adalah mineral tanah yang umumnya mempunyai ukuran butir fraksi pasir (2 – 0,05 mm). Contoh dari mineral primer yang banyak terdapat di Indonesia beserta sumbernya disajikan dalam Tabel 1.
breksi
  Tabel 1. Beberapa jenis mineral primer Mineral Sumber utama Olivin Batuan volkan basis dan ultra basis Biotit Batuan granit dan metamorf Piroksen Batuan volkan basis dan ultra basis Amfibol Batuan volkan intermedier hingga ultra basis Plagioklas Batuan intermedier hingga basis Orthoklas Batuan masam Muskovit Batuan granit dan metamorf Kuarsa Batuan masam Analisis jenis dan jumlah mineral primer dilakukan di laboratorium mineral dengan bantuan alat mikroskop polarisasi.

Pekerjaan analisis mineral primer dilaksanakan dalam dua tahapan, yaitu pemisahan fraksi pasir dan identifikasi jenis mineral.

A.      Pemisahan fraksi pasir
Prinsip dasar pemisahan fraksi pasir adalah menghilangkan material penyemen yang menyelimuti atau menyemen butir-butir pasir dan memisahkan butir mineral berukuran fraksi pasir dari fraksi debu dan liat.
Material yang menyeliputi butir pasir dalam tanah umumnya berupa bahan organik. Namun pada beberapa jenis tanah, material penyeliput tersebut selain oleh bahan  organik, juga oleh besi  (pada tanah merah) dan oleh karbonat (pada tanah kapur). Bahan organik dihilangkan dengan hidrogen peroksida (H2O2) besi dengan sodium dithionit (Na2S2O4) dan karbonat dengan Chlorida (HCl).
Setelah butir mineral terlepas dilakukan pemisahan fraksi pasir dengan menggunakan ayakan yang berukuran 1-0,05 mm. Jenis analisis mineral primer yang biasa dilaksanakan adalah fraksi berat, fraksi ringan, dan fraksi total.
Untuk analisis mineral pasir fraksi berat, terlebih dahulu harus dipisahkan antara pasir fraksi berat dengan fraksi ringan. Yang tergolong dalam mineral pasir fraksi berat adalah mineral pasir yang tenggelam dalam larutan bromoform dengan BJ 2,87. Untuk analisis mineral pasir fraksi total, hasil pengayakan bisa langsung diperiksa.
B.      Indentifikasi mineral pasir
Untuk keperluan identifikasi jenis mineral pasir, diperlukan lempeng kaca berukuran 2,5 cm x 5 cm, cairan nitro bensol, dan mikroskop polarisasi. Butir pasir ditebarkan di atas lempeng kaca hingga merata kemudian ditetesi  nitro bensol dan diaduk sampai tidak ada pasir yang mengambang.
Gambar 1.  Kenampakan mineral pasir dilihat dengan mikroskop polarisasi Pengamatan dilakukan mengikuti metode ”line counting” artinya hanya mineral pasir yang terletak pada garis horizontal pada bidang pandang mikroskop yang dihitung. Untuk analisis rutin penghitungan dilakukan hingga 100 butir, tapi untuk keperluan penelitian yang lebih detail, penghitungan dapat dilakukan hingga 300 butir.

MINERAL SEKUNDER

Yang dimaksud dengan mineral sekunder atau mineral liat adalah mineral-mineral hasil pembentukan baru atau hasil pelapukan mineral primer yang terjadi selama proses pembentukan tanah yang komposisi  maupun strukturnya sudah berbeda dengan mineral yang terlapuk. Jenis mineral ini berukuran halus (<2µ), sehingga untuk identifikasinya digunakan alat XRD. M Contoh dari mineral sekunder yang banyak terdapat di Indonesia disajikan gambar:
Tabel 2. Gambar jenis mineral sekunder
Mineral Keterangan :
Kaolinit Mineral utama pada tanah Oxisol dan Ultisol  ,Haloisit Mineral utama pada tanah volkan Inceptisol dan Entisol Vermikulit Mineral utama pada tanah yang berkembang dari bahan kaya mika Smektit Mineral utama pada tanah Vertisol Alofan Mineral utama pada tanah Andisol Goetit/hematit Mineral oksida besi pada tanah merah Oxisol dan Ultisol Analisis mineral liat terdiri atas pemisahan fraksi liat dan identifikasi mineral liat.






Tidak ada komentar:

Posting Komentar